Jakarta – Prospek bisnis ikan hias di Tanah Air sepertinya tidak ada matinya. Sebagai negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia setelah Brasil, Indonesia memiliki banyak jenis spesies ikan hias, baik berasal dari perairan laut maupun darat.
Sebaran produksi ikan hias di Indonesia tedapat di 18 provinsi. Namun yang terbesar ada di 5 provinsi, di antaranya Jawa Timur, Jawa Barat, Jakarta, Banten dan Yogyakarta. Bagaimana penggemar ikan hias di Jakarta?
Kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, merupakan salah satu sentra ikan hias di Jakarta, tepatnya di Jalan Pelepah Raya. Penjual ikan hias rata-rata para pengusaha kecil menengah (UKM). Tasiqin salah satu penjual ikan hias yang mengawali kariernya dari bawah. Meski terbilang UKM namun ia sudah bisa mengantongi omzet Rp 50 juta per bulannya dari hasil penjualan ikan hias.
Tasiqin mengawali usahanya sejak tahun 1995 dengan menempati tempat yang sederhana. Dengan modal awal Rp 50 juta, ia secara perlahan memulai usahanya dengan menambah koleksi ikan hiasnya secara perlahan.
Kini ia bisa mengoleksi 10 macam ikan, seperti Koi, Koki, Arwana, Parrot Fish, Man Fish, Diskus, Guppy, dan Oskar. “Katagori yang paling bagus saya punya Koi, Koki dan Arwana,” terang Tasiqin, Rabu (30/12) lalu.
Sedangkan untuk jenis ikan Arwana tidak hanya satu macam, tapi ia menjual dari yang termurah sampai yang mahal harganya. Untuk harga yang termurah jenis Arwana Silver, seperti Arwana Irian dan Arwana Banjar. Sedangkan yang mahal Arwana Super Rep.
Tasiqin merupakan peraih ke-III tingkat nasional kategori Unit Penanganan, Pengolahan Hasil Perikanan Nonkonsumsi (UPPN) Skala Mikro Terbaik Kategori Ikan Hias, oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Ia tidak membudidayakan ikan hiasnya sendiri, tapi ada suplier yang datang langsung menyuplainya. Namun, kadang-kadang Tasiqin pergi ke Kalimantan membeli ikan sendiri seperti untuk jenis ikan Arwana. Untuk ikan Koki ia membelinya dari Tulungagung.
“Ini untuk menambah koleksi. Sebab kebanyakan pembeli di Jakarta ini adalah penghobis ikan,” ungkap pemilik kios Niki Koi Aquarium.
Tasiqin mengakui belum mampu untuk mengeskpor ikan hiasnya ke luar negeri. “Kami baru skala kecil. Ekspor biasanya ikan hias yang dibudidayakan. Kami ini hanya untuk konsumsi penghobis di Jakarta,” kata Tasiqin.
Makanan ikan menjadi jualan yang paling dicari pembeli karena merupakan kebutuhan sehari-hari. Apalagi di lingkup DKI banyak penghobis ikan hias.
Sebagai penjual ikan hias tentu mengalami kendala yakni masalah penyakit. Biasanya penyakit ikan itu muncul pada musim pengantian cuaca dari panas ke hujan.
“Karena saya sudah punya dasar cara pengobatan ikan hias, maka bisa saya tangani sendiri. Paling banter penyakit ikan Koi ya kena kutu, enggak terlalu parah,” jelas Tasiqin.
Ia berharap tahun 2016 bisnis ikan hias masih tetap cerah dibanding tahun sebelumnya. Selain banyaknya pengobis ikan hias, juga jaringan antar penggemar saling terus berkomunikasi. Salah satunya dengan mengadakan kejuaraan ikan hias.
Sumber: Gatra.com