Hari Mastutik, Pembuat Keripik Bawang Krispi yang Dikirim ke Korea Selatan
Pada umumnya, bawang merah dan putih digoreng untuk campuran makanan. Tetapi Hari Mastutik berhasil meramunya menjadi sebuah keripik bawang yang renyah.
Toko oleh-oleh milik Hari Mastutik berada di pinggir Jalan Bukit Berbunga, Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, terlihat dipenuhi dengan aneka keripik. Saat koran ini ke sana, terlihat ada karyawan yang menata kemasan keripik di rak. Mastutik, wanita berusia 56 tahun itu juga sibuk menata produk andalannya, yakni keripik bawang krispi yang akan dikirim ke Korea Selatan.
Mastutik yang juga owner Toko Oleh-Oleh Arjuna 999 tersebut lalu mengajak koran ini masuk ke ruang tamu yang berada di samping toko miliknya. Dia bercerita awal mula bawang merah dan putih bisa diolah menjadi keripik andalannya hingga bisa dikirim ke Korea Selatan. ”Saat ini kami juga penjajakan untuk dikirim ke Timur Tengah,” kata ibu yang dikaruniai tiga anak ini.
Soal asal mula membuat keripik bawang ini, dia mengatakan, bulan Februari 2016 lalu ada orang Jakarta yang meneleponnya. Namun, Mastutik masih berduka karena putrinya meninggal dunia. Kepada penelepon, Mastutik hanya bisa berpesan masih dalam masa berduka dan belum bisa menanggapi permintaan penelepon tersebut. ”Sehingga, saya tak merespons telepon itu,” katanya.
Satu minggu kemudian, Mastutik menerima telepon lagi dari orang Jakarta tersebut. Kali ini Mastutik mengangkatnya. Lalu orang Jakarta itu tertarik untuk memproduksi keripik bawang merah dan putih krispi dan meminta Mastutik untuk membuatnya.
Dari mana orang Jakarta itu kenal Anda? Mastutik mengatakan, awalnya orang Jakarta itu membeli keripik nangka produknya di Hypermart, lalu menemukan rasa yang enak dan berbeda. ”Dari situ dia menelusuri alamat saya melalui kemasan produk keripik tersebut,” ujarnya.
Orang Jakarta tersebut kemudian menantang Mastutik untuk membuat keripik bawang merah dan bawah putih krispi. Tantangan itu tidak main-main, sebab orang tersebut akan memberikan modal terlebih dahulu. Maka Mastutik semakin tertantang untuk mengirimkan proposal. Dan hasilnya, modal Rp 13,5 juta cair dari orang tersebut untuk uji coba. Diapun melakukan berbagai percobaan. Dalam mengolah keripik bawang ini, Mastutik belajar secara otodidak tanpa pendamping. Dia hanya mengandalkan pengalaman selama ini dalam membikin keripik buah.
”Saya uji coba sampai 10 kali gagal. Awalnya digoreng biasa, lalu menggunakan alat seperti keripik buah,” jelasnya.
Komposisi dari keripik bawang krispi yaitu bawang merah, bawang putih, tepung, garam, gula, dan minyak. Dalam membuat keripik bawang, Mastutik tidak memisahkan antara bawang merah dan putih, tetapi dicampur. ”Tidak ada perasa sama sekali, hasilnya setelah proses masak, warna bawang tetap merah, bentuknya ada yang utuh, ada juga yang dirajang,” kata Mastutik.
Penggoreng keripik bawang merah krispi sama halnya dengan keripik buah. Yang sering gagal, lanjut dia, lantaran suhu yang tidak stabil dalam lemari pendingin sebelum digoreng, sehingga banyak yang gosong. Meskipun begitu, Mastutik tak menyerah tak terus mencoba. Dia baru berhasil setelah melakukan uji coba sekitar empat bulan.
Saat ini, dia juga sudah mengirim 1 ton keripik bawang krispi ke Korea Selatan sebulan sekali. Menurutnya, kalau sudah cocok, akan dikontrak untuk mengirim empat ton dalam satu bulan. Oleh karena itu, Mastutik kini memberdayakan tiga kelompok usaha mikro kecil menengah (UMKM) agar bisa memenuhi target empat ton keripik bawang krispi tersebut.
Menurut dia, bahan baku bawang harus dikumpulkan dari berbagai daerah, seperti Probolinggo dan Nganjuk. ”Saya seperti mendapat berkah, dari menerima telepon iseng, saat ini menjadi hoki,” tandas Mastutik dengan wajah sumringah.
Ditanya tentang pengalaman dalam membuat keripik, Mastutik menjelaskan, usahanya dalam dunia keripik dimulai pada tahun 2011. Tepatnya setelah suaminya, Hadi Sarpai meninggal dunia. Mastutik yang dikaruniai tiga anak ini harus menjadi tulang punggung keluarga. Sehingga dia semangat untuk berwirausaha, dengan belajar membuat keripik secara otodidak. Awalnya dia hanya membuat dan berjualan rempeyek kacang. ”Ketika saya membuat rempeyek, anak saya unggah foto di Facebook. Lalu saya kaget ditelepon untuk kirim rempeyek ke Hongkong,” cerita Mastutik lalu tersenyum.
Selain rempeyek, dia juga memproduksi aneka keripik. Mulai dari keripik buah seperti, apel, nangka, melon, mangga, salak, rambutan, blimbing, nanas, mangga, pisang tanduk, buah naga, serta rempeyek kacang. ”Namun selama lima tahun berbisnis, tidak pernah membuat keripik bawang. Saya punya PIRT (pangan industri rumah tangga) ada 52 jenis, tetapi keripik bawang krispi belum ada,” terang Mastutik yang hanya tamatan SMP PGRI Kota Batu ini.
Sumber: Radarmalang.co.id