rumahukm.com. Di era digital seperti saat ini, media sosial tidak lagi cuma jadi tempat berbagi foto atau cerita sehari-hari. Platform seperti Instagram, TikTok, dan Facebook telah menjadi katalisator utama dalam mempengaruhi keputusan membeli konsumen. Menurut survei terbaru dari GlobalWebIndex, sebanyak 54% pengguna media sosial menggunakan platform tersebut untuk riset produk sebelum memutuskan untuk membeli. Fakta ini menunjukkan bahwa media sosial telah menjadi bagian penting dari strategi branding yang efektif.
Trust Building Lewat Ulasan dan Rekomendasi
Kamu pasti pernah scrolling Instagram dan melihat teman atau influencer favoritmu merekomendasikan produk tertentu. Rekomendasi semacam ini ternyata memiliki dampak yang besar pada keputusan membeli. Data dari Nielsen menunjukkan bahwa 83% konsumen lebih mempercayai rekomendasi dari orang yang mereka kenal dibandingkan bentuk iklan lainnya. Gary Vaynerchuk, seorang pakar pemasaran digital, menyatakan, “Attention is the asset, and trust is the currency.” Dengan kata lain, ketika audiens sudah percaya pada rekomendasi dari orang yang mereka ikuti, brand pun mendapatkan keuntungan besar.
Konten Interaktif yang Menarik Perhatian
Konten interaktif seperti polling, quiz, dan fitur belanja langsung (live shopping) di media sosial mampu menarik perhatian konsumen dan membuat mereka lebih terlibat dengan brand. Studi dari Hootsuite menunjukkan bahwa konten interaktif meningkatkan keterlibatan pengguna hingga 70% lebih tinggi dibandingkan konten statis. Ketika audiens terlibat secara langsung dengan konten, mereka merasa lebih terhubung dengan brand, yang pada akhirnya dapat mendorong mereka untuk melakukan pembelian.
Brand Story yang Lebih Autentik
Media sosial memberikan peluang bagi brand untuk bercerita dengan cara yang lebih autentik dan personal. Lewat platform ini, kamu bisa menunjukkan sisi humanis dari brand—mulai dari kisah di balik layar, proses pembuatan produk, hingga nilai-nilai yang dianut. Menurut survei dari Sprout Social, 64% konsumen menginginkan brand menunjukkan keterbukaan dan kejujuran di media sosial. Jadi, storytelling yang otentik bukan hanya soal membangun reputasi, tapi juga bisa menjadi pembeda dalam mempengaruhi keputusan membeli.
Penggunaan Data untuk Personalisasi
Media sosial juga memungkinkan brand untuk mengumpulkan data tentang preferensi konsumen, yang kemudian bisa digunakan untuk personalisasi pesan dan penawaran. Dengan strategi personalisasi ini, peluang untuk meningkatkan konversi menjadi lebih besar. Riset dari Epsilon menunjukkan bahwa 80% konsumen lebih cenderung melakukan pembelian ketika brand menawarkan pengalaman yang dipersonalisasi. Jadi, semakin relevan dan sesuai konten yang kamu sajikan di media sosial, semakin besar pula kesempatan untuk menarik hati dan kantong konsumen.
Dengan demikian, media sosial telah menjadi lebih dari sekadar platform komunikasi. Ini adalah alat branding yang kuat yang bisa langsung mempengaruhi keputusan membeli konsumen. Jadi, pastikan strategi media sosial kamu dirancang untuk membangun kepercayaan, melibatkan audiens, dan menyampaikan cerita yang autentik. Inilah kunci sukses di dunia digital marketing saat ini!
Join workshop BISA BIKIN BRAND tanggal 24-25 September ini bareng Pak @subiakto di Hotel JS Luwansa. Untuk info dan pendaftarannya, kamu bisa langsung intip di link bio beliau. Yuk!
Ingin belajar lebih jauh seputar dunia branding, marketing, dan selling? Follow akun IG @subiakto, subscribe YouTube Subiakto Official, dan baca berbagai artikel insightful di website subiakto.com.
Penulis: Nungki Mayangwangi