“Positioning”: Satu Kata, Ratusana Makna

0
152
“Positioning”: Satu Kata, Ratusana Makna

Konsep positioning merupakan salah satu konsep pemasaran modern yang telah diterima, baik secara teoritis, praktis maupun dan strategi.

 

Positioning pertama kali diperkenalkan Alpert dan Gatty (1969) sebagai “pembeda merek” berdasarkan persepsi konsumen. Adanya perbedaan persepsi antara perusahaan dan konsumen dalam memaknai sebuah brand, membuat positioning menjadi elemen penting yang menentukan keberhasilan sebuah merek.

 

Selanjutnya, Al Ries dan Trout menerbitkan serangkaian artikel di Advertising Age pada tahun 1972 yang menempatkan mereka sebagai sumber rujukan terkait konsep “positioning.”

 

Kemudian, Ries dan Trout menerbitkan buku yang berjudul “Positioning: The Battle for Your Mind, yang mengungkapkan: “positioning is not what is done to the product/service, but rather what is done to the mind of the customer/consumer.

 

Ries dan Trout mengubah arah pemasaran dari berorientasi produk ke pertarungan memperebutkan pikiran konsumen.

 

Meskipun  “positioning” sangat populer dan disukai di kalangan pakar pemasaran, namun, konsep ini  dianggap yang paling sulit dan rumit (Bhat &Reddy, 1998), karena belum adanya kesepakatan bersama di antara para pakar dan praktisi pemasaran mengenai arti sebenarnya dari konsep “positioning.”

 

Bahkan,  Aaker dan Shansby (1982) menyampaikan “positioning means different things to different people”. Positioning memiliki makna berbeda bagi orang yang berbeda.

 

Senada dengan itu, Bainsfair (1990) mengungkapkan bahwa positioning merupakan salah satu kata yang digunakan semua orang, namun hanya sedikit orang yang memahaminya.

 

Fenomena ini mendorong Natasha Saqib (2020) melakukan studi literatur terkait positioning.  Berdasarkan 152 artikel penelitian yang diterbitkan selama kurun waktu selama 48 tahun menunjukkan sebagian besar artikel merujuk definisi positioning yang diungkapkan Ries dan Trouts dengan sedikit penyesuaian berdasarkan kata-kata Ries dan Trout.

Lebih lanjut, studi ini menemukan positioning berkaitan erat dengan kata kunci: competition, empty slot/mind, consumers perception, differentiation dan competitive advantage.

 

 

Jadi, Positioning dapat diartikan:

“strategi untuk menemukan persepsi konsumen terhadap suatu produk/merek dan mengisi celah/jendela kosong di benak konsumen dengan menciptakan serta  mengkomunikasikan citra yang membedakan produk/merek tersebut dari pesaing untuk mendapatkan keunggulan kompetitif di pasar” (Saqib, 2020).

 

Secara praktis, berdasarkan pengalaman Pak Bi menciptakan Brand-Brand besar di Indonesia, membuat positioning “semudah menempel plester di jidat”. Caranya dengan menambahkan kata YANG:

 

“Positioning = Product Category + YANG … “ atau,

“Positioning = Market Category + YANG … “

 

YANG bisa berupa fisik, value, nama tempat, nama orang, asal daerah atau apa saja yang memiliki makna bagi konsumen.

 

Lebih lengkapnya, bisa disimak dalam “Kitab Bisa Bikin Brand” atau klik  http://pakbibaca.in untuk mendengarkan audio book “Kitab Bisa Bikin Brand”

 

 

Lebih lanjut, untuk mendapatkan inspirasi dan insight membangun bisnis yang sustainable dan profitable bisa langsung ke website subiakto.comindonesiaspicingtheworld.com dan rumahukm.com  serta  subscribe channel Youtube pak Subiakto di Subiakto Official.

Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Produk Lokal Indonesia

Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia

Cita Rasa Dunia … Indonesia

 

Penulis: JF Sebayang

@jfsebayang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here