Pemerintah mengembangkan desa wisata untuk untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya, serta memajukan kebudayaan.
Kemenparekraf menyelenggarakan Even Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) sebagai wahana promosi potensi desa wisata di Indonesia bagi wisatawan domestik dan mancanegara, serta dapat memotivasi Pemerintah Desa dan Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia untuk mengembangkan desa-desa wisata baru sebagai pengungkit perekonomian desa dan daerah.
Selain itu, Kemenparekraf melalui Anugerah Desa Wisata mendorong partisipasi masyarakat desa untuk menggali potensi pariwisata di desanya yang menjadi kebanggaan Indonesia melalui 7 (tujuh) aspek penilaian, yakni:
(1). daya Tarik , keunikan & keotentikan produk wisata yang dimiliki desa,
(2) homestay,
(3) digital dan konten kreatif
(4) suvenir yang merupakan produk UMKM lokal,
(5) toilet umum yang merupakan bagian dari sarana dan prasarana untuk kenyamanan wisatawan,
(6) penerapan CHSE (cleanliness, health, safety, environmenst sustainability), dan
(7) kelembagaan desa, lembaga berbadan hukum yang mengelola pariwisata desa bekelanjutan.
Hankinson (2001) memperkenalkan konsep Place Branding yang merupakan pengembangan suatu tempat tidak hanya untuk rekreasi dan pariwisata tapi menawarkan nilai yang lebih luas yang memberikan bermanfaat bagi penduduk lokal maupun pendatang.
Sebuah Place Brand memiliki kemampuan untuk mengomunikasikan makna fungsional dan simbolis (Hankinson dan Cowking 1995). Idealnya, makna ini berhubungan dengan manfaat yang ditawarkan kepada konsumen (penduduk setempat, pengunjung, dan investor) yang memotivasi untuk membeli, membayar dengan harga premium serta menjadi lebih loyal—yang akan menciptakan Brand Equity sebuah tempat (kota/desa).
Greg Kerr dan and Jessica Oliver (2015) menyebutkan pembelian sebuah tempat (berkunjung untuk menghabiskan uang) dipengaruhi dua faktor, yakni prospek memiliki kesadaran (awareness) terhadap tempat dan memiliki sikap positif terhadap tempat tersebut agar bersedia datang dan menetap.
Oleh sebab itu, komunikasi (brand communication) memiliki pengaruh yang kuat sehingga orang mau mencoba tempat tersebut (misalnya turis—untuk mengunjungi; untuk investor—untuk berinvestasi; penduduk baru—untuk tinggal).
Pak Bi menyebutkan sebuah Brand merupakan sekumpulan persepsi di benak konsumen yang dibangun melalui pengalaman konsumen terhadap produk (termasuk tempat) yang merefleksikan reputasi dari produk Brand tersebut.
Begitu pentingnya sebuah pengalaman pertama antara produk dengan konsumen sehingga Pak Bi membuat Brand Canvas yang terdiri dari 15 Langkah bagi pelaku usaha untuk mengubah Produk menjadi sebuah pengalaman yang membuat konsumen beli lagi dan beli lagi (menjadi pelanggan setia).
Oleh sebab itu, bagi pengelola kota ataupun desa yang ingin menerapkan Place Branding, silahkan untuk mengikuti serial workshop “Branding Marketing Selling”, “Magnet Branding” dan “Brand Distruption”
Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia Pesona Kota-Kota di Indonesia”
Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia
Cita Rasa Dunia … Indonesia
Silahkan subcribe channel Youtube pak Subiakto untuk mendapatkan inspirasi dan insight dalam membangun bisnis yang sustainable dan profitable.