
PALEMBANG – Jika berada ditempat nan jauh dari kota asal, tentunya tak hanya keluarga yang dirindukan tetapi juga akan makanan yang menjadi ciri khas daerah tersebut. Contohnya saja, Provinsi Sumsel terkenal dengan menu khasnya yakni pindang patin. Namun, jika membawa dalam kondisi sudah dimasak pastinya akan merepotkan, sementara untuk menyantapnya di restaurant, tak terlalu banyak rumah makan yang menyajikan menu yang terkenal dengan rasa segar ini.
Maka dari itu, Balitbangnovda Sumsel sejak 2011 lalu sudah mulai melakukan penelitian bersama LIPI untuk memodifikasi pindang patin dalam kemasan kaleng, sehingga hal ini akan mempermudah bagi mereka yang ingin membawanya sebagai oleh-oleh.
Hasilnya banyak masyarakat yang mengaku suka dengan modifikasi pindang patin kalengan ini.
“Baguslah pastinya, jadi ga cuma pempek saja yang bisa dikirim ke kota lain atau bahkan bisa ke luar negeri juga,” ujar Hamidah, ibu rumah tangga yang juga bekerja sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil salah satu instansi di Kota Palembang, Senin (1/2/2016).
Sementara itu, Dericha Risanty, SSi, Peneliti Balitbangnovda Sumsel saat ditemui dalam kegiatan bazar UKM OPI Mall Jakabaring mengatakan, ide ini muncul sebagai bentuk dukungan bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM) rumah makan penjual masakan menu pindang patin.
“Kalau di Jogja ada Gudeg Kaleng, di Palembang juga ada pindang patin kaleng. Kita ingin para pelaku usaha rumah makan pindang dapat semakin berkembang dan bisa memasarkan pindang ini tak hanya ditempat usahanya saja, tapi juga dapat dikirimkan sebagai bentuk oleh-oleh. Terlebih lagi, Sumsel adalah terbesar pertama sebagai daerah penghasil ikan patin terbesar,” jelasnya.
Pengalengan Pindang Patin ini sendiri sudah mulai dapat dilakukan di Balitbangnovda Sumsel.
“Kalau diawal-awal kemarin pengalengan harus langsung ke Jogja, tapi alhamdulillah sekarang sudah ada alatnya sehingga akan semakin membuka peluang bagi UMKM di Sumsel untuk melakukan pengalengan disini. Informasi lengkapnya bisa datang ke Balitbangnovda,” ujarnya.
Dalam satu kemasan pindang patin kaleng berisi dua potong daging ikan patin lengkap dengan kuah pindangnya. Nantinya, pindang patin kalengan ini saat hendak dimakan dapat dipanaskan kurang lebih dalam waktu 5-10 menit. Untuk harga, satu kaleng pindang patin dijual Rp 15-20 ribu.
Selain pindang patin kalengan, Balitbangnovda juga telah berhasil membantu petani atau UMKM kopi asal OKU Selatan, dengan memodifikasi kopi pinang kaleng yang memiliki beragam khasiat untuk sakit gigi, diabetes dan lain sebagainya.
Sumber: Tribunnews.com