Olahan Lele Boyolali Tembus Pasar Modern

0
799
Abon lele, salah satu produk olahan ikan lele Boyolali. (Ist)

Di Boyolali ada 5 UKM yang cukup besar dan puluhan UKM kecil yang membuat produk olahan lele

BOYOLALI – Demi meningkatkan kesejahteraan para pembudidaya ikan lele di Kabupaten Boyolali dan sekitarnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Boyolali memberikan dukungan dan ide-ide kreatif untuk menciptakan produk perikanan yang mampu tembus pasar swalayan, salah satunya dengan membuat produk olahan lele.

Menurut Naryanto, Kepala Bidang Perikanan Kabupaten Boyolali, saat ini hasil panen lele warga Boyolali sebagian besar di kirim ke Yogjakarta untuk di pasarkan. Namun, belakangan lele mulai diproses warga yang tergabung di sejumlah UKM menjadi sebuah produk olahan yang kini sudah berjumlah 25 jenis seperti abon, aneka kripik, nugget, sosis, kerupuk, bakso hingga menjadi es dawet. Langkah itu ditempuh tak lain untuk mendongkrak nilai jual.

“Di Boyolali ada 5 UKM yang cukup besar dan puluhan UKM kecil yang membuat produk olahan lele. Kalau dari UKM kecil pemasaran di sekitar Boyolali saja tapi kalau yang dari UKM besar pemasaran sudah sampai Hypermart dan Carefour se-Jawa Tengah. Produk kami utamanya yang bersifat kering seperti abon dan keripik juga sudah masuk Carefour se-Jabodetabek melalui koperasi KKP,” ujar Naryanto ketika ditemui JITUNEWS.COM pada rangkaian Presstour yang diadakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan beberapa waktu lalu.

Guna menciptakan industri olahan lele yang ramah lingkungan, Naryanto menerapkan sistim zero waste, sehingga semua bagian tubuh lele tidak ada yang terbuang secara percuma. Begitu juga dengan cara pengolahannya, Naryanto bersama Kelompok Tani Lele setempat sepakat ‘mematikan’ lele dengan cara merendamnya di air es sehingga lele akan merasa ‘mati nyaman. Langkah tersebut dilakukan guna mendapatkan daging lele berkualitas.

“Semua bagian tubuh lele tidak ada yang terbuang atau jadi limbah, kepalanya dibuat kerupuk, tulangnya jadi steak, kulit dan dagingnya jadi baso dan sosis, siripnya jadi keripik dan itu harganya mahal karena kalsiumnya tinggi. Sedangkan Isi perutnya akan kami kembalikan ke kolam sebagai pakan lele yang tengah dibudidayakan,” pungkas Naryanto.

Sumber: Jitunews.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here