Indonesia Pearl Festival 2015 Targetkan Transaksi 25 Milyar

0
551
Ilustrasi Mutiara

Jakarta, GATRAnews – Penyelenggaraan pameran Indonesia Pearl Festival (IPF) 2015 akan menargetkan transaksi sebesar Rp 20-25 milyar, bahkan diharapkan bisa mencapai tiga kali lipat dari jumlah target tersebut.

“Target ditentukan oleh panitia sebesar Rp20 milyar. Namun sebenarnya bisa lebih besar dari itu, yaitu dapat mencapai sekitar Rp30 milyar,” ujar Direktur Pengembangan Produk Non-Konsumsi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Maman Hermawan di kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Jumat (7/8).

Maman memaparkan, penyelenggaraan IPF 2015 pada 14-18 Oktober nanti merupakan hasil kerja sama antara Direktorat Jenderal P2HP, KKP dengan Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia (Asbumi), Yayasan Mutiara Laut Indonesia (YMLI) Dharma Wanita KKP dan Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia (Asbumi) serta PT Cipta Karya Multiguna.

Menurut Maman, Asbumi memperlihatkan komitmen yang tinggi melampaui perihal bisnis semata-mata untuk melindungi dan memajukan mutiara laut selatan (“South Sea Pearl”/SSP) yang berasal dari kawasan perairan Indonesia.

“Indonesia sebenarnya penghasil mutiara terbesar di dunia untuk jenis South Sea Pearl. Selebihnya itu ada Australia sebesar 38 persen. Sisanya ada Filipina, Myanmar dan juga Vietnam, mereka sedang mulai,” ujarnya.

Namun dari sisi perdagangan, Indonesia hanya menempati urutan ke-9 dunia dengan nilai ekspor sebesar US$ 25,8 juta atau 2,04 persen dari total nilai ekspor seluruh jenis mutiara di dunia yang mencapai US$ 1,2 miliar. Indonesia masih kalah dibandingkan India, Jepang, China, Australia, Tahiti, Swiss, Amerika Serikat dan Inggris.

Mutiara-mutiara asal Indonesia diekspor ke berbagai negara seperti Hongkong, Australia, Jepang, Thailand, Korea Selatan dan beberapa negara lain.

Maman mengungkapkan, selama ini harga pasar mutiara dunia masih menurun akibat krisis global pada 2008. Namun saat ini harga mutiara mulai membaik terutama Mutiara Akoya dan SSP. Hal ini disebabkan permintaan pasar Cina dan Amerika yang tinggi sehingga secara perlahan memulihkan harga mutiara di dunia.

Sementara itu, Wakil Asbumi yang juga Direktur NTT Kuri Pearl, Nelia Suhaimi mengatakan, Indonesia Pearl Festival 2015 akan diikuti sebanyak 60 booth yang terdiri atas pelaku usaha mutiara, KKP, Dinas Kelautan dan perikanan penghasil mutiara dan UKM mutiara.

Termasuk, sembilan provinsi antara lain Bali, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat.

Produksi mutiara di indoensia secara nasional rata-rata antara 4,5-5,5 ton per tahun. Sebelumnya, produksi mutiara pernah menembus di angka 7 ton per tahun dengan kualitas yang lumayan baik.

Kendala budidaya mutiara, khususnya masalah kualitas, adalah penyediaan mutu induknya maupun lingkungan perairan yang baik serta tersedianya planton yang cukup.

“Yang menjadi persoalan penurunan mutu mutiara indonesia adalah lingkungan perairan yang sudah mulai rusak,” kata Nelia Suhaimi.

Sumber: Gatra.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here