Rupiah Melemah, Pakar Ekonomi Anggap Empat Kebijakan Pemerintah Tak Tepat

0
441

surabayanews.co.id – Setelah lebih dari sepekan rupiah mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika Serikat, pemerintah baru akan meluncurkan empat kebijakan untuk mengatasi pelamahan rupiah. Namun menurut pakar ekonomi empat kebijakan pemerintah tak terlalu berdampak, bahkan pihaknya memprediksi kebijakan yang tak tepat akan berdampak rupiah mencapai angka terburuk yaitu Rp 13500 per us dollar.

Beberapa kebijakan tersebut diantaranya pemberian insentif pajak untuk repatriasi deviden. Insentif ini diberikan bagi pengusaha yang berorientasi ekpor. Kebijakan kedua penggunaan biofuel pada sollar dari 10 persen ke 15 persen. Ketiga adalah penerapan beamasuk antidumping dan pengamanan sementara. Keempat adalah pembebasan visa pada sebanyak empat negara seperti Jepang, Korea Selatan, China dan Rusia. Kebijakan pembebasan visa ini diyakini mampu mendatangkan devisa negara Indonesia.

Pakar ekonomi menilai keempat kebijakan pemerintah tersebut bersifat jangka panjang sehingga tak akan berdampak cepat dalam memulihkan nilai rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Seharusnya pemerintah membuat kebijakan yang mampu meredam secara cepat.

Seperti diantaranya membina UKM kecil untuk menggenjot ekspor. Selain itu pemerintah bersikap tegas untuk mewajibkan perusahaan BUMN menggunakan transaksi dengan rupiah. Bahkan kerja Bank Indonesia bukan hanya menimbun deviden namun juga wajib mengeluarkan rupiah untuk menstabilkan nilai tukar yang terus melemah.

“Orang tidak suka, orang ngeri melihat kebijakan dari tim ekonomi kedepan ini, karena tidak jelas struktur untuk penguatan ekonomi,” kata pakar ekonomi Uwika, Murpin Josua Sembiring.

Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen dengan inflasi sebesar 6 persen, dapat dikatakan Indonesia mengalami krisis moneter. Pihaknya memprediksi hingga minggu ini rupiah akan tembus ke level Rp 13300.

Sumber: surabayanews.co.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here