JAKARTA – Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) mengaku khawatir menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Pasalnya, jika MEA segera terwujud maka persaingan akan semakin sulit.
Menurut Ketua Umum Iwapi Nita Yudi, pihaknya siap menghadapi MEA, namun hati kecilnya khawatir akan kalah saing. Lantaran negara tetangga lain telah memiliki persiapan yang lebih matang untuk perdagangan bebas tersebut.
Kekhawatiran ini disampaikan Nita ketika dirinya hadir di acara Association Women Entrepreneur Nertworking (AWEN) di Vietnam, yang dimana sejumlah negara telah siap untuk menghadapi MEA.
“Mereka punya kesiapan yang luar biasa yaitu pemerintah support full,” ucap Nita seusai pertemuan di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (23/3/2015).
Diakui Nita, para pekerja asing di negara tetangga pun sudah mulai belajar Bahasa Indonesia. Nantinya, mereka akan menyerbu pangsa di Tanah Air.
“Kedua mereka sudah diajarkan Bahasa Indonesia. Mereka tahun 2015 akhir, akan berbondong dan belajar di Indonesia,” jelasnya.
Kendati demikian, pihaknya sudah melihat langkah pemerintah untuk memajukan pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam menghadapi MEA. Tercatat, saat ini jumlah pengusaha yang bergerak di sektor UKM sekira 54 juta dan dari jumlah tersebut sekira 60 persen merupakan pengusaha wanita.
Pengusaha wanita tersebut bergerak di bidang kuliner, garmen, kerajinan. Maka pihaknya meminta program pemerintah khususnya Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkolaborasi dengan pengusaha.
“Dari Iwapi kita bisa memberikan pelatihan, atau kita minta program kerja disalurkan ke daerah,” tukasnya.
Sumber: Okezone.com