rumahukm.com. Fenomena Live Shopping sedang naik daun dan berhasil menarik perhatian konsumen di seluruh dunia. Dari platform media sosial seperti Instagram dan TikTok hingga marketplace besar seperti Shopee dan Lazada, metode berbelanja yang satu ini menjadi cara baru bagi brand untuk terhubung langsung dengan konsumen mereka. Menurut survei dari McKinsey, live shopping telah meningkatkan konversi penjualan hingga 30% lebih tinggi dibandingkan metode pemasaran digital lainnya. Dalam format yang interaktif dan real-time ini, konsumen tidak hanya menjadi penonton pasif, tapi juga bisa langsung berinteraksi, bertanya, dan membeli produk saat itu juga. Apa saja sih yang bisa dipelajari?
Interaksi Langsung yang Membangun Trust
Salah satu alasan utama mengapa live shopping begitu efektif adalah karena sifat interaktifnya. Konsumen bisa melihat produk secara langsung, mendengar penjelasan detail dari host, dan bahkan meminta demonstrasi. Menurut studi dari Coresight Research, 78% konsumen mengatakan bahwa mereka merasa lebih percaya membeli produk setelah melihatnya di sesi live shopping. Gary Vaynerchuk, ahli pemasaran digital, menegaskan, “Authenticity wins every time. When brands show their real side, people connect and trust them more.” Dalam live shopping, keaslian menjadi nilai jual utama yang bisa meningkatkan loyalitas konsumen.
Pengalaman Berbelanja yang Lebih Menarik dan Menyenangkan
Live shopping menawarkan pengalaman berbelanja yang berbeda dari sekadar scrolling atau browsing. Sesi live sering kali diisi dengan hiburan, promosi eksklusif, dan interaksi yang membuat pengalaman belanja jadi lebih menyenangkan. Data dari iResearch menunjukkan bahwa sekitar 60% konsumen yang terlibat dalam sesi live shopping mengaku menikmatinya karena kombinasi hiburan dan kesempatan belanja yang menarik. Fenomena ini menggabungkan hiburan dan belanja dalam satu platform, menciptakan pengalaman yang bermakna dan tidak terlupakan bagi konsumen.
Strategi FOMO yang Efektif
Live shopping sering kali memanfaatkan strategi Fear of Missing Out (FOMO) dengan menawarkan penawaran waktu terbatas atau produk eksklusif yang hanya tersedia selama sesi live. Ini menciptakan rasa urgensi dan dorongan bagi konsumen untuk segera mengambil keputusan. Socialbakers melaporkan bahwa penjualan produk bisa meningkat hingga 40% selama sesi live shopping yang menawarkan diskon atau promo spesial. Strategi ini bukan cuma tentang menciptakan penjualan cepat, tapi juga menumbuhkan rasa eksklusivitas dan kepuasan bagi konsumen yang berhasil mendapatkan produk dalam waktu terbatas.
Data Real-Time untuk Optimalisasi
Keunggulan lain dari live shopping adalah kemampuan brand untuk mengumpulkan data secara real-time. Brand bisa melihat produk mana yang paling banyak menarik perhatian, jenis pertanyaan apa yang sering ditanyakan, dan berapa banyak penonton yang langsung melakukan pembelian. Informasi ini bisa digunakan untuk mengoptimalkan strategi pemasaran di masa depan. Menurut Deloitte, brand yang mengimplementasikan analisis data secara real-time cenderung lebih sukses dalam menargetkan audiens mereka dengan lebih akurat dan relevan.
Yes, fenomena live shopping bukan sekadar tren sesaat. Ini adalah evolusi cara kita berbelanja di era digital, memberikan pengalaman yang lebih personal, interaktif, dan menghibur. Dengan memanfaatkan live shopping, kamu tidak cuma bisa meningkatkan penjualan tapi juga memperkuat hubungan emosional dengan konsumen. Di dunia yang semakin digital, ini adalah kesempatan emas bagi brand-mu untuk stand-out dan tetap relevan!
Join workshop BISA BIKIN BRAND tanggal 24-25 September ini bareng Pak @subiakto di Hotel JS Luwansa. Untuk info dan pendaftarannya, kamu bisa langsung intip di link bio beliau. Yuk!
Penulis: Nungki Mayangwangi