Pasuruan – Setelah tahun lalu difokuskan ke insfrastruktur, dana desa tahun 2016 diharapkan dimanfaatkan untuk membangun usaha kecil menengah (UKM) atau bentuk kegiatan lain yang bisa menyerap tenaga kerja desa agar masyarakatnya semakin mandiri.
Salah satu desa penerima dana menggunakan sebagian anggaran APBN tersebut untuk membangun gedung Bank Sampah adalah Desa Pleret, Kecamatan Pohjentrek. Gedung Bank Sampah “Kampung Limo” ini diresmikan oleh Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf (Gus Irsyad) pada Jum’at (3/6/2016).
Ketua Bank Sampah “Kampung Limo”, Peny Sulistyo mengatakan tujuan pembentukan bank sampah untuk mendorong pengelolaan sampah secara mandiri. Dengan adanya gedung tersebut bank sampah bisa mengelola di semua unit bank sampah di rukun tetangga (RT) maupun Rukun Warga (RW), mulai dari RW 1-RW VII.
“Total anggaran yang digunakan untuk membangun gedung tersebut adalah Rp 66 juta yang berasal dari Dana Desa tahun 2016, serta hasil swadaya masyarakat sekitar,” kata Peny.
Peny yang sudah berkecimpung dengan bank sampah sejak 2012 menerangkan bahwa bank sampah merupakan salah satu strategi mengembangkan dan membangun kepedulian masyarakat agar dapat berkawan dengan sampah. Selain itu masyarakat juga mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah.
“Bank sampah kami integrasikan dengan gerakan 3R sehingga manfaat yang dirasakan tidak hanya dari sisi ekonomi, namun juga pembangunan lingkungan bersih, hijau dan sehat,” kata Peny, di sela-sela acara.
Bank sampah ini menerima semua sampah warga RW I hingga RW VII, dan dibeli dengan harga yang sudah disepakati. Saat ini jumlah anggota bank sampah yang dibina Peny mencapai 80 orang, terdiri dari usia 16-75 tahun. Selain dijual, sampah yang dikelola juga dijadikan aneka kerajinan seperti tas, vas bunga, dan kerajinan lainnya.
“Kami hanya mengambil keuntungan dari dua ons sampah per kilogramnya. Contoh saja kertas Koran yang bobotnya satu kilogram, maka kami kurangi dua ons untuk pendapatan kami,” imbuhnya.
Bupati Irsyad sangat mengapresiasi bank sampah yang dikelola warga tersebut. Menurutnya, bank sampah merupakan kegiatan positif yang muaranya mewujudkan lingkungan bersih dan sehat, serta mendukung program bebas (0 persen) daerah kumuh.
“Saya acungkan jempol untuk setiap warga yang membantu pemerintah dalam hal kebersihan lingkungan, salah satunya bank sampah,” ungkapnya.
Ia berharap semakin banyak desa yang memiliki bank sampah sehingga impiannya Satu Desa Satu Bank Sampah (SDSB) bisa terwujud.
“Saya punya impian setiap desa ada minimal satu bank sampah. Dengan begitu, masalah persampahan bisa tertasai,” pungkasnya.
Sumber: Otonominews.com