Begini Konsep Menentukan Brand Ala Pak Bi ‘Gantinya Ngopi”, Harus Jujur!

0
148
Image: Pak Bi bersama Koorprodi Mikom, Assoc Prof Dr Edwi Arief Sosiawan, SIP, MSi, CIIQA, CIAR dan Moderator , Prayudi, MA, PhD. (beritajatim.com)

rumahukm.com. Yogyakarta (beritajatim.com)- Membangun brand adalah seni menciptakan kepercayaan. Dalam dunia bisnis, brand bukan hanya soal menjual produk, tetapi membentuk kebiasaan dan pola pikir konsumen.

Hal ini disampaikan oleh Subiakto Priosoedarsono, seorang praktisi brand dengan pengalaman lebih dari lima dekade, dalam kuliah umum Magister Ilmu Komunikasi FKK UPN ‘Veteran’ Yogyakarta, Jumat (29/11/2024).

Kuliah bertema “Membangun Identitas Brand yang Kuat di Era Digital: Strategi dan Inovasi” ini memberikan wawasan mendalam tentang esensi branding di era modern.

Antara Brand dan Selling: Transformasi, Bukan Hanya Transaksi

Menurut Subiakto, yang akrab disapa Pak Bi, selling hanya menghasilkan transaksi sementara brand mampu menciptakan transformasi. Ia menjelaskan bahwa kunci utama membangun brand adalah kejujuran.

“Kalau brand yang dibangun berhasil, apapun produknya, berapapun harganya, pasti akan dibeli,” tegasnya.

Ia kemudian menggambarkan branding seperti permainan sepak bola.

“Bisnis adalah penguasaan bola, sedangkan brand adalah gawangnya. Sebelum bermain, Anda harus tahu ke mana bola akan ditendang,” ujarnya.

Branding, bagi Pak Bi, adalah proses membangun hubungan jangka panjang yang transformatif, bukan sekadar hubungan transaksional.

Kisah Brand Kopiko dan Kekuatannya di Pasar

Pak Bi menceritakan salah satu kisah suksesnya dalam membangun brand Kopiko. Dengan slogan “Gantinya Ngopi” yang diciptakan pada 1986 silam.

Kopiko mampu bertahan di ingatan masyarakat hingga lebih dari tiga dekade.

“Kopiko pernah mendiskon produknya hingga 50 persen, tapi orang tidak ingat itu. Yang diingat adalah ‘Gantinya Ngopi’,” ungkapnya seraya menekankan kekuatan pesan yang konsisten dalam branding.

Konsep 5F untuk Membentuk Brand yang Kuat

Dalam membangun brand, Pak Bi memperkenalkan konsep 5F: Fast, Fokus, Fleksibel, Friendly, dan Fun.

Ia menjelaskan penerapannya dengan contoh usaha kuliner:

Fast: Kecepatan dalam penyajian makanan.

Fokus: Menjual produk yang spesifik, misalnya hanya mi pedas.

Fleksibel: Menyediakan berbagai metode pembayaran.

Friendly: Memberikan harga yang bersahabat.

Fun: Memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi pelanggan.

Konsep ini dapat menjadi panduan praktis bagi pebisnis yang ingin menciptakan brand yang relevan dan menarik bagi pelanggan.

Mendorong Mahasiswa untuk Mendalami Branding

Assoc. Prof. Dr. Edwi Arief Sosiawan, Koorprodi Magister Ilmu Komunikasi UPN ‘Veteran’ Yogyakarta, menyatakan bahwa branding menjadi salah satu fokus utama dalam program studi ini. Dengan tiga mata kuliah terkait branding, yaitu Komunikasi Pemasaran, Manajemen Brand dan Produk, serta Manajemen Brand dan Reputasi, mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menerapkan konsep branding dalam dunia nyata.

Edwi juga mengajak mahasiswa untuk menjadikan tema branding sebagai topik penelitian tesis mereka. Ia bangga UPN menjadi kampus pertama yang menghadirkan pakar brand dalam kuliah umum berskala internasional.

Adapun Magister Ilmu Komunikasi (Mikom) UPN telah terakreditasi FIBA (Foundation for International Business Administration Accreditation) A. Dengan akreditasi FIBA A, lulusan Magister Ilmu Komunikasi UPN kini memiliki kesempatan bekerja di 59 negara di Eropa.

“Kuliah umum ini menjadi momen penting untuk memahami bahwa brand adalah pondasi bisnis yang sukses. Keberhasilan sebuah brand tidak hanya diukur dari angka penjualan, tetapi dari bagaimana ia menciptakan hubungan emosional yang mendalam dan bertahan lama dengan konsumennya,” jelas Edwi.

Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, membangun brand yang kuat adalah investasi jangka panjang yang tidak ternilai. [aje]

 

Sumber: beritajatim.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here